Tidak jauh berbeda juga dikatakan Benny Noven, bahwa perannya bersama Ghufron adalah pemilik alat yang diajak M Ikhsan kerjasama untuk melakukan aktivitas PETI di wilayah Baru Nalo.
“Ya awalnya Haji Ikhsan ditawari lokasi dan selanjutnya kami bertemu di Bungo. Kami dan Ghufron menyediakan alat berat dan Haji Ikhsan pemodal,” kata Benny pada hakim.
Sementara itu, M Ikhsan membenarkan perannya sebagai pemodal aktivitas PETI tersebut. Dia juga mengakui pada Hakim sudah ada hasil 45 gram dari aktivitas PETI tersebut.
“Awalnya saya ditawari orang kepercayaan Amin untuk nambang, saya tertarik karena hasil. Lalu mengajak Benny dan Ghufron untuk kerjasama alat Excavator,” kata M Ikhsan.
“Pembagiannya 70 persen untuk pemodal dan pemilik alat, 15 persen pemilik lahan, 5 persen operator alat berat, 6 persen pekerja dan 4 persen operasional,” sebut M Ikhsan.
Tiga terdakwa semakin tidak bisa berkelit saat Jaksa Penuntut Umum (JPU) menunjukkan barang bukti elektonik, berupa video ketiga terdakwa tengah berada di lokasi penambangan dan direkam sendiri oleh salah satu terdakwa dengan ponselnya.
M Fajrin, Kasi Pidum yang juga JPU dalam kasus tersebut dikonfirmasi usai sidang mengatakan bukti elektronik diputarkan dipersidangan untuk mendukung pembuktian persidangan terhadap pasal yang disangkakan pada terdakwa.
“Gunanya untuk mendukung pembuktian di persidangan terhadap pasal sangkaan terhadap terdakwa. Video itu menggambarkan terkdawa sedang berada di lokasi PETI,” sebut Fajrin
Untuk diketahui ketiga terdakwa dijerat pasal 89 Ayat (1) Huruf a dan b Undang-undang nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan hutan.
Serta pasal 158 Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2020 perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba.(sup)

Leave a Reply