Menurut Dr. Anwar Susilo, pakar kebijakan publik dari Universitas Indonesia, dalam diskusi kebijakan publik yang digelar pada awal Februari 2025 dan dilaporkan oleh Harian Nasional, “Program MBG adalah langkah yang sangat baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui asupan gizi yang lebih baik. Namun, agar berjalan efektif, pemerintah harus memastikan adanya pengawasan ketat dan distribusi yang merata agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh semua siswa.”kata Susilo.
Dari sisi dampak ekonomi, MBG sejatinya dapat menjadi pemicu pertumbuhan bagi sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Jika implementasinya melibatkan para petani, peternak, dan pedagang kecil sebagai penyedia bahan makanan, maka program ini tidak hanya memberi manfaat bagi pelajar, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian masyarakat bawah. Namun, perlu dipastikan agar kebijakan ini tidak justru menguntungkan segelintir pihak dengan praktik monopoli pasokan pangan.
Sebagai sebuah kebijakan besar dan baru, pro-kontra terhadap MBG adalah hal yang wajar. Yang terpenting adalah bagaimana program ini dikelola dengan profesionalisme, transparansi, dan efisiensi. Jika dilaksanakan dengan baik, MBG bukan hanya sekadar janji kampanye yang terealisasi, tetapi juga bisa menjadi investasi jangka panjang bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Keberhasilan MBG bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan media dalam mengawal implementasinya. Kritik dan saran konstruktif harus menjadi bagian dari upaya perbaikan agar program ini dapat berjalan secara optimal dan benar-benar memberikan manfaat bagi mereka yang membutuhkan.(**)

Leave a Reply