Namun kemudian, tidak ada tindaklanjut dari hal itu. Buktinya, tidak ada fasilitas khusus untuk kebutuhan sinyal atas peristiwa itu atau sebagai dukungan pada Geopark Merangin yang menjadi destinasi wisata.

Kemudian, soal pembangunan dan lingkungan ini sangatlah tidak memadai dan tidak teratur. 

“Kami sangatlah malu dengan pengunjung-pengunjung dari luar dan manca negara yang sering ke Air batu. Tapi apalah daya terhadap atas kemampuan masyarakat di Desa Air Batu hanyalah sebatas itu,” ungkap kades.

“Kami meminta bantuan terhadap Pemerintah untuk perbaiki masalah yang ada di Desa Air Batu,” katanya.

Plt Ketua IWO Provinsi Jambi juga menyayangkan kondisi wisata tersebut. Pasalnya, saat menjamu Bendum PP IWO dan anggota dewan itu, malah kondisinya tak terawat.

“Saya jadi gelagapan saat para wartawan dari IWO Batanghari, Sarolangun dan sejumlah wartawan dari Bungo melihat kondisi Taman Siti Rahma ini. Sebagai putra Merangin, saya malu,” kata Erwin Majam.

Hobi traveling, Erwin Majam tentu kecewa dengan kondisi tersebut. Ia membandingkan pengelolaan wisata desa di Kerinci dan Muaro Jambi oleh desa setempat, justru lebih baik dari Geopark Merangin.

Baca juga :  Terkait Kasus Ijazah Palsu Kades Terpilih di Merangin, Kadis PMD : "Kades Sudah Mengundurkan Diri"

“Yang saya tau, ini pengelolaan oleh pemerintah daerah, baik kabupaten, maupun provinsi. Pemerintahan yang punya anggaran lebih besar dari desa. Tapi ternyata kalah dengan pengelolaan di desa seperti di Muaro Jambi,” katanya.

“Apalagi Taman Siti Rahma yang menelan anggaran Rp 9 Milyar kok hancur begitu?,” pungkasnya atas pembangunan pada 2019 lalu itu.

    𝙿𝚎𝚗𝚞𝚕𝚒𝚜   : 𝙾𝚛𝚢 𝙽𝚘𝚏𝚛𝚒𝚊𝚍𝚒