Rio Hakan Sukur, Selaku presiden mahasiswa yang juga kaderi PMII OKI Komisariat Universitas Islam OKI, menegaskan bahwa buruknya infrastruktur dan pengelolaan lahan menjadi faktor utama yang memperparah dampak hujan. Ia mendesak pemerintah dan perusahaan untuk lebih transparan serta bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan. “Jangan hanya mengejar keuntungan, tetapi juga berkontribusi nyata dalam mitigasi bencana,” tegasnya.
Senada dengan itu, Salim Kosim dari Pusat Riset Pelayanan Masyarakat (Prisma) Sumatra Selatan menyoroti dampak lingkungan akibat aktivitas perusahaan besar di Air Sugihan. Menurutnya, pembukaan lahan secara masif tanpa sistem pengelolaan air yang baik telah mempercepat kerusakan ekosistem. Prisma mendesak pemerintah untuk melakukan audit lingkungan terhadap perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut dan mendorong kebijakan yang lebih berpihak kepada masyarakat lokal.
Masyarakat juga perlu meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem. Sosialisasi dari pihak berwenang mengenai langkah-langkah mitigasi perlu ditingkatkan agar warga lebih siap menghadapi kemungkinan bencana. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, organisasi masyarakat, dan petani sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa hujan benar-benar menjadi berkah, bukan ancaman.
Hujan bukan sekadar fenomena alam, melainkan ujian bagi kesiapan kita dalam mengelola lingkungan dan infrastruktur. Jika tidak diantisipasi dengan baik, berkah hujan bisa berubah menjadi bencana yang terus berulang.(***)

Leave a Reply