Paradigma penaggulangan bencana dewasa ini, lanjut Ardy Daud, sudah mulai berubah dari responsif yang menitikberatkan penanganan saat terjadi bencana menjadi preventif, menitikberatkan penanganan sebelum terjadinya bencana. ”Untuk mendukung paradigma tersebut, Pemerintah Provinsi Jambi dalam kesiapan menghadapi bencana hidrometeorologi telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) gabungan bencana hidrometeorologi yang melibatkan Pemrov Jambi, Kabupaten/Kota, TNI/Polri, dunia usaha, unsur media, dan akademisi,” jelas Ardy Daud.
Ardy Daud berharap semua stakeholder dapat melaksanakan aksi penguatan kesiapsiagaan dan peringatan dini, seperti melakukan pengecekan atau inspeksi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam upaya pengentasan bencana. ”Agar satgas bencana dapat berkerja dengan baik, efektif dan efisien, karena akan fokus pada upaya antisipasi bencana banjir, longsor dan angin puting beliung, dengan harapan apabila bencana terjadi, satgas dengan cepat dan tepat mengatasinya dalam menjaga keselamatan masyarakat,” harap Ardy Daud.
Ardy Daud menyatakan, dalam penagananan bencana di Provinsi Jambi akan menggunakan sistem komando untuk menetapkan suatu wilayah dalam kondisi status siaga, akan mendirikan pos siaga sebagai bentuk kesiagaan menghadapi bencana mengingat akhir-akhir ini potensi hujan mulai meningkat. “Bulan November, menurut kepala BMKG Provinsi Jambi akan memasuki masa puncak hujan, sangat perlu kita antisipasi, mulai saat ini sudah siap siaga dalam personil dan perlengkapan termasuk logistik harus siap siaga,” tegas Ardy Daud.
”Kita akan mengajak seluruh elemen masyarakat dan stakeholder baik Kabupaten/Kota, sampai ke desa-desa, untuk berkerja sama dalam penaganan bencana. Kita harus membangun sinergi dengan masyarakat,” pungkas Ardy Daud.(Red)

Leave a Reply