Setelah bertahun-tahun dikeluhkan warga, sejumlah ruas jalan rusak di Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), akhirnya mulai diperbaiki. Bukan oleh proyek pemerintah, melainkan melalui inisiatif pribadi Anggota DPRD OKI, Ketut Ridwan, yang turun langsung memimpin perbaikan secara swadaya mandiri.
Bantuan excavator dari PT Sampoerna Agro Area IV, serta sinergi PT MWP Bersaudara ditambah armada truk miliknya sendiri semakin memantapkan upaya dirinya dalam perbaikan jalan tersebut.
Dengan menegaskan bahwa tindakannya selaras dengan visi Pemkab OKI untuk memperbaiki akses dan membuka keterisolasian desa, Ketut Ridwan menunjukkan bentuk kolaborasi antara legislatif dan eksekutif. Sebuah sinergi lapangan dalam mempercepat perbaikan jalan tanpa harus menunggu tahun anggaran bergulir.
Perbaikan dimulai pada 3 November 2025 dan hingga kini masih berlangsung. Ruas yang ditangani meliputi Jalan Lembah Derita dan Jalan Buntung di Desa Harapan Jaya, Simpang Parit Tower Sukaramai dan Simpang Empat Rimba Batin di Desa Sungai Ceper, hingga Jalan Rimba Batun dan Jalan SP Harapan Jaya. Total panjang jalan yang diperbaiki sekitar tiga kilometer, sebagian besar berada di jalur dalam yang selama ini nyaris terisolasi akibat kerusakan jalan yang lama terjadi.
Ketut Ridwan menyebut, langkah yang diambilnya merupakan panggilan tanggung jawab moral setelah ia kerapkali mendengar keluhan warga yang cukup kesulitan beraktifitas lantaran kondisi jalan semakin memprihatinkan.
“Saya turun langsung karena warga sudah terlalu lama menunggu. Kalau menunggu regulasi anggaran pemerintah, bisa makan waktu berbulan-bulan. Maka saya putuskan untuk bergerak sekarang. Jalan ini harus segera bisa dilalui,” ujarnya di lokasi perbaikan, Selasa (11/11).
Aksi cepat Ketut ini mendapat perhatian luas. Ketua Fraksi PKB OKI ini memobilisasi alat berat dan melakukan penimbunan serta pemerataan jalan dengan dukungan warga setempat. Lumpur dan genangan air yang sebelumnya membuat jalan tak bisa dilalui kini mulai tertutup material timbunan. Sejauh ini perbaikan telah mencapai lebih kurang 3 kilometer yang tersebar di berbagai desa.
Langkah heroik Ketut Ridwan ini juga menjadi cermin model kepemimpinan lapangan yang jarang muncul di tubuh legislatif daerah. Di saat banyak anggota dewan sibuk dengan agenda rapat dan seremonial, ia memilih turun ke jalan berlumpur, memegang langsung urusan rakyat yang paling mendasar, yakni akses jalan.
“Saya hanya ingin jalan ini bisa segera dimanfaatkan. Tidak ada kepentingan lain, kecuali kepentingan masyarakat,” ucapnya.
Sikap Ketut Ridwan ini sendiri bukan tanpa risiko. Ia berhadapan dengan stigma bahwa inisiatif di luar mekanisme formal bisa dianggap populis. Namun di mata publik, langkah cepat justru memberi pesan kuat bahwa kehadiran wakil rakyat bukan diukur dari seberapa sering mereka bicara di rapat, melainkan dari seberapa cepat mereka merespons kebutuhan warganya.
Salah seorang warga desa Harapan Jaya Andi mengungkapkan kegembiraannya melihat aksi dewan turun ke jalan. Menurut dia, perbaikan jalan tanpa menunggu anggaran menambal celah kepercayaan antara rakyat dan lembaga dewan yang selama ini dianggap relatif jauh. Politik kerja langsung seperti ini, menurut dia bentuk nyata kehadiran wakil rakyat yang tidak hanya menunggu keputusan, tapi mengambil keputusan.
“Terus terang pak, kami sudah lama berharap begini. Dulu kalau hujan, motor saja tidak bisa lewat. Sekarang jalan sudah mulai bagus. Terima kasih Pak Ketut, semoga sehat selalu,” tandasnya.
(DONI PRATAMA)

Leave a Reply