Selayang.id, MERANGIN — Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembanganan otak yang kurang maksimal. Kondisi itu menyebabkan kemampuan mental dan belajar di bawah rata-rata dan prestasi buruk.
Hal tersebut ditegaskan Sekda Merangin, Fajarman saat membuka acara pertemuan advokasi lintas program dan lintas sektoral dalam rembuk stunting 2022, di Aula Hotel Merangin, Selasa (21/6/2022).
“Jadi kunci pencegahan stunting itu adalah, pada seribu hari pertama kehidupan (HPK), sehingga perhatian kepada ibu hamil serta balita di bawah umur dua tahun (baduta) perlu kita upayakan,” ujar Sekda mewakili Bupati Merangin, Mashuri.
Disamping itu perlu diperhatikan intervensi remaja putri dan calon pengantin untuk menciptakan generasi yang cerdas, sehat dan berprestasi. Hal ini seiring dengan tema pertemuan, yang memprioritaskan kecukupan gizi bagi masyarakat.
Selain itu lanjut Fajarman, intervensi stunting tidak hanya dipengaruhi oleh sektor kesehatan saja, tingkat keberhasilan program penurunan stunting sangat dipengaruhi sektor non kesehatan dengan proposi dukungan mencapai 70 persen.
‘’Untuk itu perlu kita lakukan pendekatan multi sektor dan multi pihak. Adanya pola kerjasama antara pemerintah dan unsur pemangku kepentingan (dunia usaha, perguruan tinggi, masyarakat dan media),’’ terang Fajarman.
Pada pertemuan yang diikuti para Camat, para Kepala desa se-Kabupaten Merangin tersebut Sekda mengatakan, kondisi stunting Kabupaten Merangin telah mengalami penurunan kasus sebanyak 67,35 persen.

Leave a Reply