Selayangnews.id, MERANGIN – Adanya rumah warga di Kelurahan Pematang Kandis Kecamatan Bangko yang diterjang longsor, diduga akibat dari air pembuangan RS Raudah Bangko.
Mendapat informasi tersebut, Bupati Merangin, M Syukur langsung turun mendatangi RS Raudah Bangko, Selasa (6/5/2025) sore. Bupati mengecek kondisi pembuangan air rumah sakit yang melayani pasies BPJS tersebut.
‘’Saya mendapat laporan dari warga, ada rumah di bagian bawah rumah sakit ini yang kena musibah longsor, diduga akibat pembuangan air dari rumah sakit ini. Makanya sore ini langsung saya cek kebenarannya,’’ujar Bupati.
Dari pengecekan yang dilakukan bupati yang didampingi Manager RS Raudah Bangko. Air yang mengalir ke arah rumah warga yang berakibat longsor itu, kemungkinan berasal dari kucuran hujan dari atap rumah sakit, tapi belum diketahui secara pasti apa itu air limbah rumah sakit.
Diakui bupati, memang air dari kucuran hujan yang jatuh dari atap rumah sakit itu belum punya parit atau got untuk mengaliri air tersebut, sehingga mengarah ke rumah warga yang belakangan diketahui bernama Meli.
‘’Jadi nanti pihak rumah sakit bersama Dinas Lingkungan Hidup Merangin akan mempelajari pembuatan got tersebut, sehingga air yang katanya dari kucuran hujan itu tidak lagi mengarah ke rumah warga,’’terang Bupati.
Terpisah, Manager RS Raudah Bangko, Ahmad Rohim menjelaskan, akan mempelajari dulu pembuatan got untuk aliran air kucuran hujan dari atap rumah sakit. Setelah konsepnya matang, nanti got itu akan dibangun.
‘’Managemen RS Raudah akan selalu memperhatikan kenyamanan lingkungan warga sekitar rumah sakit. Kami tidak akan tinggal diam atas musibah longsor yang alami keluarga Meli,’’ujar Ahmad Rohim.
Sementara itu, Meli pemilik rumah yang dilanda longsor akibat air dari RS Raudha mengatakan, musibah longor tersebut, bukan kali pertama dideritanya. Setiap kali turun hujan Meli selalu was-was, apalagi malam hari, takut pas sedang tidur rumahnya diterjang longsor.
‘’Kami sering melaporkan musibah longsor ini ke Manageman RS Raudah, tapi selalu tidak direspon. Musibah yang kami derita sejak 2020 ini pernah hanya sekali dibantu semen empat sak, padahal kami butuh got atau drainase,’’ujar Meli.
Meli juga menambahkan, kencangnya air yang mengalir ke rumahnya itu, bukan air bening seperti air hujan, tapi airnya keruh dan membawa limbah medis dan sampah-sampah. Untuk itu Meli berharap got atau drainase itu bisa dibangun secepatnya. (Supmedi)