Para pelaku prostitusi tersebut, sebelumnya menempatkan diri di salah satu lokalisasi, dan dikarenakan lokalisasi sudah banyak yang ditutup, kini para pelaku prostitusi tersebut menyebar dan memasarkan diri di aplikasi online khususnya michat.


“ini perlu adanya penekanan kepada hati, bukan hanya sekedar tindakan, seharusnya mereka juga harus di sajikan dengan dakwah-dakwah, mengajak mereka di jalan Allah, dengan siraman-siraman rohani melalui media atau apapun, itu penting dilakukan, insya allah,” sambungnya.


Jadi pemerintah tidak bisa bekerja sendiri seperti Satpol PP, kadang-kadang kalau mereka turun melakukan razia, terkadang para pelaku prostitusi itu, malah yang bersangkutan lebih tau dulu.
Barang kali bisa di ajak kerjasama oleh lembaga adat, yakni pemerintah dengan lembaga adat dikarenakan “Adat bersendikan sara, sara bersendikan kitabullah”, dan bisa juga para perkumpulan masyarakat pemuda islam, ustad-ustad, guru-guru dan para dai agar mereka bisa memberikan pendekatan kepada mereka (red-pelaku prostitusi). 


“Kalau kita biarkan ini bisa berbahaya, ini bisa tersebar, mereka hanya menjual diri dan mendapatkan keuntungan, nauzubillah,” ucapnya.
Apalagi yang kita khawatirkan sekarang ini, maraknya penculikan anak, diantaranya untuk dijadikan sebagai bahan yang bisa di perjual belikan, bahkan sampai ke Jakarta, kalau ini tidak cepat kita selesaikan secara bersama bisa berbahaya. karena kebersamaan itu insya allah akan mewujudkan keputusan yang baik.

Baca juga :  Pimpinan dan Anggota DPRD Jambi Tinjau Jalan Jepang


Labih lanjut, Ustad Hasbullah menyebutkan,  terkait maraknya prostitusi di Kota Jambi bukan menjadi kewajiban pemerintah saja melainkan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk di cari solusinya, dikarenakan jika hal ini dibiarkan akan  mempengaruhi perkembangan lingkungan anak-anak kita kedepannya, apalagi Kota Jambi, sarat dengan lingkungan yg agamis dan menjunjung tinggi adat istiadat yg ada.
“Seperti Wali Kota Jambi menutup payo si gadung itu, itu ada masukan dari para badan kontak majelis taklim (bkmt). Semua ini harus dibentengin dengan akidah, akhlak dan mengajak keseruan serta kebaikan, terpenting kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. (*).