BATANGHARI – Memasuki bulan suci ramadhan dapat dipastikan meningkatnya aktivitas rumahan khususnya bagi kaum hawa yang mencari rejeki di bulan suci. Aktivitas dapur yang berhubungan langsung dengan kebutuhan konsumsi khususnya gas elpiji 3 kilogram untuk membuat aneka produk kuliner yang mana produk-produk tersebut kerap dijumpai di pasar ngabuburit atau yang sering di sebut pasar beduk bagi warga Jambi.

Tentunya hal tersebut sangat dikhawatirkan adalah jika ada pangkalan-pangkalan gas bersubsidi yang nakal untuk mengambil keuntungan diluar harga eceran tertinggi (HET) dengan dalih upah bongkar muat apalagi uang jasa pengiriman dari agen, sementara HET yang di tetapkan oleh PT. Pertamina (persero) sampai ketangan masyarakat yaitu sebesar Rp 17 ribu.

Tak hanya itu, adanya dugaan permainan nakal pangkalan gas bersubsi yang menjual ke pengecer gelap juga menjadi persoalan serius hingga terjadinya kelangkaan dan tingginya harga gas elpiji 3 Kg hingga mencapai Rp 35 ribu pertabung yang jelas-jelas ini adalah tindakan yang sangat merugikan masyarakat.

Ketua Umum LSM Koalisi Masyarakat Peduli Jambi (KOMPEJ) Devry Boy meminta khususnya kepada para agen agar para pengecer di pangkalan-pangkalan dapat medistibusikan gas elpiji bersubsidi dengan harga yang sudah ditetapkan oleh PT. Pertamina serta cukup kuota bagi masyarakat di sekitar pangkalan.

Baca juga :  Unggul Lebih Dulu, Tim Wartawan Harus Akui Keunggulan Tim Dewan Merangin