Muchendi Mahzareki, bakal calon Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), baru-baru ini menekankan pentingnya jaringan luas untuk membangun daerah ini. Di balik pernyataannya yang seolah menjanjikan harapan, terpendam kekhawatiran yang bisa menghantam masa depan OKI dengan keras.
“Untuk jadi pemimpin itu butuh jaringan yang luas,” ujar Muchendi. Pernyataan ini, meskipun terdengar ambisius, menyiratkan bahwa ia lebih mengutamakan koneksi daripada kapabilitas. Apakah ini pertanda bahwa kepemimpinannya akan dipandu oleh kepentingan-kepentingan tersembunyi yang bersembunyi di balik jaringan luasnya?
A.Tito seorang pemerhati politik yang juga mantan anggota DPRD Dumai asal OKI , menyoroti ancaman yang membayangi OKI jika kepemimpinan Muchendi hanya berputar di sekitar jaringan. “Ketergantungan yang terlalu besar pada jaringan bisa menjadi racun mematikan, terutama jika kepentingan pribadi dan kelompok diselipkan di balik tabir ‘pembangunan’,” ungkapnya dengan nada peringatan, menyingkap kemungkinan OKI terperangkap dalam jeratan oligarki yang menumpulkan inovasi dan perubahan.
Muchendi juga mencoba menutupi kelemahan dalam perencanaan fiskal OKI dengan mengangkat isu luas wilayah yang tidak sebanding dengan APBD. Tetapi apakah ini upaya untuk mengalihkan perhatian dari ketidakmampuan atau sekadar janji manis yang akan meluntur seiring waktu?
“Memiliki jaringan adalah satu hal, tetapi kemampuan untuk memanfaatkannya demi kesejahteraan rakyat adalah hal yang sama sekali berbeda. Tanpa strategi yang jelas, jaringan tersebut hanya akan menjadi perhiasan politik yang gemerlap di permukaan namun hampa di dalam,” kritik mantan anggota DPRD dumai ini dengan tegas, mengingatkan bahwa janji tanpa tindakan adalah jebakan yang mematikan.

Leave a Reply