“Itu rumah kemasan yang sampai saat ini belum ado alat pendukung, mudah-mudahan setelah alat ado kito giring rekan pengrajin kopi untuk memfungsikan galeri itu. Sudah pernah dimanfaatkan waktu itu dengan sistim sewa namun karena Covid yang sewa rugi,” tambah Ladani.

Sementara terkait alat Roasting yang disebut dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dirinya, M Ladani juga tidak membantah hal tersebut. Kata dia, tidak hanya dirinya yang pernah menggunakan alat itu melainkan penggiat kopi lain juga pernah menggunakan alat tersebut.

“Dulu pernah penggiat kopi dari Jangkat dan Masurai menggunakan alat itu. Kita sudah memberi himbauan kepada penggiat kopi jika alat itu bisa digunakan. Tapi alasan meraka jauh. Saya juga punya gilingan yang kecil dirumah, kalau gilingan besar dakdo. Jadi mohon maaf bukan maksud untuk menguasai sendiri, kami sudah sering ngajak penggiat kopi untuk roasting disana tapi alasan jauh dan juga mereka mengaku sudah punya alat sendiri,” kata Ladani menjelaskan.

Pantauan di lapangan, tidak hanya terbengkalai, kotor dan disekitar bangunan ditumbuhi ilalang, bahkan gedung tersebut dijadikan tempat pelajar bolos sekolah.

Baca juga :  Tak Terima Dengan Denda Adat Desa, Pandri Sunarto :Saya dan Pihak Wanita Tak Diundang Saat Sidang Adat

Selain itu juga beberapa sisi bangunan sudah terlihat rusak, sampah-sampah juga berserakan seperti puntung rokok dan sampah lainnya.

Dilokasi juga terlihat beberapa pelajar bersembunyi didalam gedung tersebut, sementara masih dalam waktu jam sekolah.

Salah satu pelajar mengaku dirinya masuk ke gedung tersebut karena lari dari pondok pesantren yang tak jauh dari gedung terbengkalai tersebut.

“Dakdo ngapo-ngapo kami bg. Kami kesini cuma merokok lah bg,”ungkap salah satu Pelajar santri yang bersebunyi dibalik pintu WC Bangunan. (Supmedi)