Ketidak wajaran itu, ujar Edi, tidak hanya dirasakan dirinya. ia kerap mendengar keluhan msayarakat sekitar, bahkan ada yang sampai melakukan orasi di jalan, mempertanyakan kontribusi petrochina selama ini.
Kedepan, Edi mengharapkan Petrhocina sudah punya konsep dalam upaya meningkatkan ekonomi masyrakat. Dana CSR Petrochina harus betul-betu dimanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan rakyat.
Selama ini, lanjut edi, ketersediaan infrastruktur menjadi penyebab utama lemahnya ekonomi masyarakat sekitar. Edi menganalogikan dengan harga penjualan TBS sawit, waktu ditempat lain Rp.3.500 diwilayah Tanjung Jabung justru hanya beriksar Rp. 1.300.

“Karena akses jalannya. Harus naik ketek dulu, kemudian naik L300 trus baru naik truk,” paparnya.
“Kira-kira akses terbuka seperti apa sehingga truk-truk bisa masuk kesana hasil bumi rakyat bisa diangkut dengan biaya yang murah,” ungkap Edi.

Selain Edi Purwanto dan pihak Petrhocina, rapat di Ruang Banggar itu dihadiri oleh Waka DPRD Provinsi Jambi, Faizal Riza, Anggota Komisi lll, Ivan Wirata, Kadis ESDM Provinsi Jambi, SKK Migas juga pihak lainnya.

Baca juga :  DPRD Provinsi Setujui Perda Perubahan Nama BPD Jambi jadi PERSERODA