Dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan hingga triwulan didominasi oleh komponen net ekspor (dengan pertumbuhan 4,67) atau memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 89,46 persen. BPS Provinsi Jambi merilis, kinerja ekspor Provinsi Jambi pada bulan Juni 2022 melesat naik 20 persen lebih ke angka 308,45 juta USD jika dibandingkan dengan nilai ekspor Mei 2022 yang hanya sebesar 255,46 juta USD.

“Tentulah kinerja net ekspor tersebut pantas diapresiasi di tengah ketidakpastian keadaan pasar global. Namun yang perlu mendapat perhatian adalah komoditas yang diekspor masih didominasi oleh bahan mentah. Kelompok komoditi pertambangan memiliki andil/peran terbesar, yaitu sebesar 66,03 persen, yakni migas dan pertambangan lainnya seperti batu bara. Komoditi migas memberikan andil sebesar 54,00 persen atau senilai 166,56 juta USD dari total ekspor, dan batubara memberikan andil sebesar 12,03 persen,” ujar Muhammad Ridwansyah.

Komponen konsumsi Rumah Tangga juga menunjukkan kinerja yang positif, dengan pertumbuhan sebesar 1,33 persen atau memberikan kontribusi sebesar 25,47%, sementara Pengeluaran Pemerintah tumbuh sebesar 0,73% dengan kontribusi sebesar 13,98 persen. Kendati pada triwulan I/2022 mengalami kinerja yang positif, namun pada triwulan IV/2022, komponen investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) y-on-y mengalami kontraksi sebesar 1,52 persen.

Baca juga :  Narkoba: Ancaman Lintas Batas yang Memerlukan Tindakan Lintas Sektor

“Hal ini disebabkan penurunan Penanaman Modal Asing dari US$ 50,9 juta pada tahun 2021 menjadi hanya US$ 39,2 juta pada tahun 2022. Sementara PMDN menunjukkan kinerja positif dimana pada tahun 2021 membukukan nilai sebesar Rp. 6.204,2 milyar meningkat menjadi Rp. 8.882,2 milyar pada tahun 2022,” jelasnya.

Sementara, garis kemiskinan pada September 2022 tercatat sebesar Rp585.950,-/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp443.292,- (75,65 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp142.658,- (24,35 persen). Garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak dikategorikan miskin.

Terlihat bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Gerakan Pangan Murah dan Operasi Pasar yang dilakukan melalui sinergi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan TPID Kabupaten/Kota, patut diapresiasi dalam upaya untuk menghindari banyaknya rumah tangga yang hidup dibawah garis kemiskinan.

Terjadinya penurunan kemiskinan merupakan suatu kinerja pemerintah daerah yang patut diapresiasi, namun pada dimensi lainnya tingkat kedalaman (P1) dan keparahannya kemiskinan (P2) justru mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan pada periode 2021 ke 2022 perekonomian masyarakat belum benar-benar pulih dari dampak krisis Pandemik Covid 19.

Baca juga :  Berkat Gubernur Al Haris, Provinsi Jambi Berhasil Dapatkan Pengampuan KJSU dari Kemenkes Republik Indonesia

“Hasil penelusuran data BPS, Indikator Makro Sosial Ekonomi Provinsi Jambi Triwulan I-2023 menunjukkan angka pengangguran akibat Covid 19 hingga Februari 2022 mencapai 6.100 orang. Diharapkan, pada periode 2023 perekonomian masyarakat sudah kembali normal, sehingga kondisi baik P1 maupun P2 mengalami perbaikan yang signifikan,” jelas Muhammad Ridwansyah.