Selayang.id, MERANGIN — Pasca naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BMM) oleh pemerintah, dampaknya sangat dirasakan baik masyarakat, pelaku usaha hingga penyedia jasa transportasi di Kabupaten Merangin.
Salah satu dampak kenaikan harga BBM ini, harga tiket transportasi Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) ikut naik, kenaikan tersebut berkisar 10 hingga 25 persen.
Manager PO Family Raya Ceria, Ichwan Nevis yang dikonfirmasi, Selasa (6/9/2022). Ia mengaku, demi mengimbangi naiknya harga BBM, pihaknya terpaksa ikut menaikan tarif tiket jasa transportasi di perusahaan tersebut.
Kenaikan harga tiket tersebut setelah mendapatkan info dari perusahaan transportasi angkutan darat lainnya, yang sifatnya kebijakan tersebut menyeluruh. Karena dirinya tidak mengetahui apakah di Merangin ada Organisasi Angkutan Darat (Organda).
“Kami saling berkomunikasi dengan PO lain, seperti NPM, jadi besaran kenaikannya tiket itu sama semua. Intinya, semua tiket transportasi Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) semuanya naik,” terang Nevis saat ditemui di ruang kerjanya. .
Kenaikan harga tiket tersebut lanjutnya, itu dilakukan juga untuk menambah biaya operasional kendaraan dan biaya personil yang bertugas.
Dikatakanya, kenaikan tiket transportasi darat tersebut bervariasi, seperti Bangko-Jambi sebelumnya 110 Ribu menjadi 150 Ribu, lalu Bangko-Bukit Tinggi dari 110 Ribu menjadi 130 Ribu, itu contoh dalam pulau Sumatera.
“Kalau ke Jawa, contohnya harga tiket Bangko-Yogyakarta, sebelumnya harga tiket Rp 550.000, saat ini harga tiket menjadi Rp 625.000 atau naik sekitar 75 Ribu,” jelasnya.
Dampak kenaikan BBM yang berimbas naiknya harga tiket tersebut juga mengakibatkan penurunan jumlah penumpang sekitar 20 sampai 30 persen. “Mungkin masyarakat butuh waktu beradaptasi dengan kenaikan harga tiket ini,” katanya.
Kenaikan harga tiket AKAP di Family Raya diakuinya, mulai berlaku pada hari ini, Selasa (6/9/2022). “Pasca diumumkan kenaikan BBM, kita belum berlakukan kenaikan harga secara menyeluruh, baru sebagian trayek harga tiketnya naik, tapi mulai hari ini sudah kita berlakukan menyeluruh ke semua trayek,” ungkapnya.
Namun, yang sangat dikeluhkan oleh pihak penyedia jasa transportasi tersebut, tidak hanya harga BBM yang naik, tapi untuk mendapatkan BBM juga susah, apalagi harus mengantri cukup lama di SPBU.
“Antri di SPBU juga susah, apalagi harus pakai aplikasi dan pembeliannya juga dibatasi, tentu itu juga menghambat perjalanan, sehingga terjadi keterlambatan sampai tempat tujuan,” ujarnya.
Dirinya berharap, agar pemerintah memberikan solusi, meskipun harga BBM naik, tapi bagaimana ketersediaannya stabil, jangan sampai terjadi kelangkaan.
“Kan kasian, baik terhadap penumpang, dengan antrian yang panjang pembelian dibatasi pula, itu kan memakan waktu sehingga terlambat sampai tujuan,” pungkasnya. (Supmedi)
Discussion about this post