Selayang.id, MERANGIN — Sangat disayangkan, gedung yang dibangun dengan dana Miliaran Rupiah tak difungsikan hingga dibiarkan terbengkalai.
Gedung-gedung tersebut adalah milik Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP) Kabupaten Merangin, yang sebelumnya dikenal dengan nama Dinas Koperindag.
Gedung-gedung tersebut berada di Lingkungan Sungai Misang Kelurahan Dusun Bangko Kecamatan Bangko.
Bangunan milik Koperindag tersebut, yakni Gedung Rumah Kemasan Kopi Bubuk yang menelan anggaran sebesar Rp. 934.979.545.63 kondisi didalam ruangan gedung saat ini terpantau dipenuhi sampah-sampah yang berserakan.
Selanjutnya, Gedung Produksi Kopi Bubuk dibangun dengan anggaran sebesar Rp.1.375.185.326.23. lengkap dengan mesin pengolah kopi yang tak kunjung difungsikan oleh pihak Koperindag.
Informasi yang didapat dari pengakuan warga sekitar, mesin Roasting atau alat pengelolaan kopi tersebut malah dimanfaatkan oleh Kadis M Ladani untuk menggiling kopi miliknya sendiri.
“Kami lihat dalam sebulan kadang tiga kali pak kadis tu menggiling kopinya kesini. Seharusnya kan dak boleh, soalnyo kan kabarnyo listrik ini yang bayar dari dinas bukan pribadi,” ungkap salah seorang warga dilokasi beberapa waktu lalu.
Terkait informasi tersebut, Kepala DKUKMPP Merangin,M Ladani yang dikonfirmasi juga tidak mengelak bahwa gedung-gedung dengan nilai Miliaran rupiah tersebut sudah tiga tahun lebih terbengkalai.
“Kendalanya karena kemampuan daerah masih terbatas maka fasilitas belum dilengkapi, seandainya alat pendukung cukup tentu kito bisa mempekerjakan anak-anak kito yang punyo kompetensi tentang itu,” ujar Ladani.
“Itu rumah kemasan yang sampai saat ini belum ado alat pendukung, mudah-mudahan setelah alat ado kito giring rekan pengrajin kopi untuk memfungsikan galeri itu. Sudah pernah dimanfaatkan waktu itu dengan sistim sewa namun karena Covid yang sewa rugi,” tambah Ladani.
Sementara terkait alat Roasting yang disebut dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dirinya, M Ladani juga tidak membantah hal tersebut. Kata dia, tidak hanya dirinya yang pernah menggunakan alat itu melainkan penggiat kopi lain juga pernah menggunakan alat tersebut.
“Dulu pernah penggiat kopi dari Jangkat dan Masurai menggunakan alat itu. Kita sudah memberi himbauan kepada penggiat kopi jika alat itu bisa digunakan. Tapi alasan meraka jauh. Saya juga punya gilingan yang kecil dirumah, kalau gilingan besar dakdo. Jadi mohon maaf bukan maksud untuk menguasai sendiri, kami sudah sering ngajak penggiat kopi untuk roasting disana tapi alasan jauh dan juga mereka mengaku sudah punya alat sendiri,” kata Ladani menjelaskan.
Pantauan di lapangan, tidak hanya terbengkalai, kotor dan disekitar bangunan ditumbuhi ilalang, bahkan gedung tersebut dijadikan tempat pelajar bolos sekolah.
Selain itu juga beberapa sisi bangunan sudah terlihat rusak, sampah-sampah juga berserakan seperti puntung rokok dan sampah lainnya.
Dilokasi juga terlihat beberapa pelajar bersembunyi didalam gedung tersebut, sementara masih dalam waktu jam sekolah.
Salah satu pelajar mengaku dirinya masuk ke gedung tersebut karena lari dari pondok pesantren yang tak jauh dari gedung terbengkalai tersebut.
“Dakdo ngapo-ngapo kami bg. Kami kesini cuma merokok lah bg,”ungkap salah satu Pelajar santri yang bersebunyi dibalik pintu WC Bangunan. (Supmedi)
Discussion about this post