Selayang.id, Jelang peringatan HUT ke-67 Provinsi Jambi, telah banyak kemajuan yang dirasakan masyarakat. Di bawah kepemimpinan Gubernur Jambi Al Haris dan Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani, beberapa faktor kemajuan pembangunan serta pertumbuhan ekonomi membaik.

Ekonom Universitas Jambi (Unja) Muhammad Ridwansyah memaparkan indikator-indikator yang dimaksud.

Mulai dari turunnya angka kemiskinan ekstrim, indeks pembangunan manusia yang meningkat sampai menurunnya angka pengangguran.

Dalam beberapa pembahasan terkini mengenai lanskap ekonomi Provinsi Jambi, tambah Muhammad Ridwansyah, muncul kritik bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tidak berkualitas.

“Saya akan memberikan gambaran secara objektif berbagai indikator makro pembangunan dan inklusivitas perekonomian Provinsi Jambi, sehingga publik mendapat informasi yang objektif berdasarkan data dan analisis yang telah Saya dilakukan,” jelasnya, Jumat (5/1/2024) siang.

Muhammad Ridwansyah juga memaparkan kinerja pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi selama dua tahun terakhir. Dalam RPJMD, pada tahun 2022 ditargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7%. Target tersebut dapat dilampaui dimana pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2022 tumbuh sebesar 5,13 persen.

Baca juga :  Bupati Tanjabbar Serahkan Sapi Qurban Presiden Prabowo

Berdasarkan laporan BPS (2023), lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Transportasi dan Pergudangan (16,92 persen). Lapangan usaha berikutnya yang tumbuh relatif tinggi (di atas 10%) adalah Jasa Perusahaan (15,13 persen); serta Pengadaan Listrik dan Gas (11,66 persen).

Sementara Pertambangan dan Penggalian sebesar 7,82 persen, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (tumbuh 5,41 persen); dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (5,00 persen).

Namun demikian terdapat beberapa lapangan usaha yang terkontraksi, diantaranya adalah industri pengolahan. Kontraksi ini perlu mendapat perhatian karena sektor industri pengolahan merupakan barometer dari hilirisasi yang sekaligus menentukan kualitas pertumbuhan ekonomi. Selain memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja formal, Industri pengolahan juga berpotensi meningkatkan tax ratio yang pada gilirannya akan menyehatkan fiskal daerah.