BERITA, OKI  

Kepala Daerah Dilantik, Tantangan Baru Menanti

Oleh: Trisno Okonisator Penulis : wartawan dan pemerhati kebijakan publik.

Sebanyak 570 kepala daerah dan wakil kepala daerah hasil Pilkada 2024, se-Indonesia ,resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara pada Kamis, 20 Februari 2025. Dari jumlah tersebut, di Sumatera Selatan 17 kepala daerah berasal dari Sumatera Selatan, mencakup satu gubernur dan 16 bupati/wali kota. Sementara itu, pelantikan kepala daerah Kabupaten Empat Lawang masih tertunda karena sengketa hasil pemilihan yang tengah disidangkan di Mahkamah Konstitusi.

Pelantikan ini menandai dimulainya periode baru kepemimpinan di daerah, yang akan berlangsung selama lima tahun ke depan. Terlepas dari dinamika politik selama proses pemilihan, kini saatnya para kepala daerah berfokus pada tugas utama mereka: menjalankan pemerintahan secara efektif, merealisasikan janji kampanye, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dari Janji ke Implementasi

Sejak masa kampanye, para kepala daerah telah menawarkan berbagai program dan visi untuk daerahnya. Namun, keberhasilan pemerintahan tidak hanya bergantung pada perencanaan, tetapi juga pada implementasi kebijakan yang efektif dan berkelanjutan. Setiap program yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) harus disesuaikan dengan kebutuhan nyata masyarakat serta kondisi fiskal daerah.

Tantangan utama dalam implementasi kebijakan ini adalah ketersediaan anggaran, kualitas birokrasi, serta konsistensi dalam menjalankan program prioritas. Kepala daerah dituntut untuk tidak hanya mengandalkan anggaran daerah (APBD), tetapi juga mampu menggali potensi pendapatan asli daerah (PAD) serta menjalin sinergi dengan pemerintah pusat dan sektor swasta.

Menjaga Profesionalisme dan Integritas

Salah satu ujian terbesar bagi kepala daerah adalah dalam menunjuk pejabat dan membentuk birokrasi yang profesional. Sistem meritokrasi harus diutamakan dalam penempatan aparatur sipil negara (ASN), bukan berdasarkan kedekatan politik semata.

Sering kali, setelah pilkada, muncul tekanan politik dari tim sukses atau kelompok kepentingan tertentu yang menginginkan posisi strategis dalam pemerintahan daerah. Kepala daerah harus mampu bersikap objektif dan mengedepankan kompetensi serta integritas dalam memilih pejabat.

Di sisi lain, pengelolaan anggaran daerah yang transparan dan akuntabel menjadi keharusan. Kasus korupsi di daerah yang melibatkan kepala daerah kerap terjadi akibat lemahnya pengawasan serta penyalahgunaan wewenang. Oleh karena itu, pemimpin daerah perlu memastikan sistem pengawasan yang ketat dalam tata kelola keuangan daerah agar tidak terjerumus dalam praktik apalagi saat ini dibeberapa daerah mengalami defisit dari pemerintah sebelumnya

Antara Harapan dan Tantangan

Sebagai pemimpin daerah, kepala daerah yang baru dilantik diharapkan mampu menjawab berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Ketimpangan ekonomi, infrastruktur yang belum merata, serta peningkatan layanan publik harus menjadi fokus utama mereka.

Keberhasilan mereka dalam lima tahun ke depan akan sangat bergantung pada kemampuan manajerial, integritas, serta keberanian dalam mengambil kebijakan yang berpihak pada rakyat. Kini, tantangan baru telah menanti, dan publik akan mengawal janji-janji yang telah mereka sampaikan.

Kini saatnya bekerja, bukan lagi sekadar berjanji.(Ril/DONI PRATAMA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *