Muhammad Ridwansyah
(Ekonom Universitas Jambi/Ketua Pusat Unggulan Ipteks Perencanaan Bisnis dan Investasi Agroindustri dan Lingkungan, Universitas Jambi)


Selayang.id, Dalam pasar tenaga kerja, pihak yang menawarkan tenaga kerja (penyedia) adalah rumah tangga/masyarakat, sementara yang melakukan permintaan (pencari tenaga kerja) adalah perusahaan. Pasar tenaga kerja termasuk kategori pasar yang abstrak, tidak memiliki lokasi tertentu untuk bertransaksi. Jika terjadi permasalahan, intervensinya relatif sulit dibandingkan dengan jenis pasar lainnya seperti pasar barang dan pasar uang.


Pengangguran merupakan masalah utama dalam pasar tenaga kerja, terjadi apabila tenaga kerja yang ditawarkan oleh rumah tangga tidak dapat diserap sepenuhnya oleh dunia usaha sebagai pencari tenaga kerja. Pengangguran juga terjadi apabila tingkat upah berada di atas upah optimal. Implikasinya, jika tenaga kerja meminta upah yang tinggi, maka dunia usaha akan mengurangi permintaannya, sehingga terjadi surplus tenaga kerja.
Dalam artikel kali ini, disajikan data dan informasi terkait pasar tenaga kerja, termasuk tingkat pengangguran. Mengingat pokok masalah ini sering menjadi polemik akhir-akhir ini, diharapkan dari dari artikel ini pembaca memperoleh pemahaman yang lebih bijak dan objektif.
Statistik

Baca juga :  Kontribusi Nyata Gubernur Al Haris: Menyemai Nilai Keagamaan di Provinsi Jambi


Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Februari 2024, jumlah angkatan kerja di Provinsi Jambi mencapai 1,86 juta orang, meningkat sebanyak 4,1 ribu orang dibandingkan Februari 2023. Kenaikan jumlah angkatan kerja yang ditawarkan menunjukkan optimisme masyarakat dalam mencari peluang kerja di Provinsi Jambi.

Meskipun angkatan kerja mengalami kenaikan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) justru mengalami penurunan sebesar 0,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurunnya TPAK menunjukkan adanya pergeseran pola kerja yang perlu diperhatikan. Penurunan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berkurangnya penduduk usia kerja yang aktif mencari pekerjaan karena usia, kesehatan, atau fokus pada pendidikan dan pengasuhan anak. Selain itu, minat terhadap pekerjaan yang tersedia bisa menurun karena tidak sesuai dengan kualifikasi, upah, atau lokasi kerja.