Bank Jambi Ikuti Standarisasi Bersama 6 BPD Lain, Berupaya Ciptakan Standarisasi Digital

Selayang.id, Bank Pembangunan Daerah (BPD) atau Bank Jambi, mengikuti standarisasi BPD yang diadakan oleh Sarana Pactindo dan Fortress Data Services (FDS).

Kegiatan Standarisasi yang diikuti oleh 7 BPD tersebut diadakan di Gedung Mahligai 9, Kantor Pusat Bank Jambi.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Perwakilan Direksi dari beberapa Bank Pembangunan Daerah.
Diantaranya BPD Jambi (Bank Jambi), Bank Sultra, Bank Papua, Bank Kalsel, BPD Bali, Bank NTT, dan Bank Banten, bahkan diikuti oleh Bank dari Filipina, Card SME Bank.

Berkenaan dengan kegiatan standarisasi tersebut, Dirut Bank Jambi, Yunsak El Halcon, berharap pada 2023 nantinya sesama BPD dapat saling membantu, sehingga tercipta sebuah standarisasi digital.

“Harapannya pada User Group Discussion kali ini akan tercipta Komitmen Bersama yang akan dicapai di tahun 2023,” harap Pria yang biasa disapa Bang El itu.

El menambahkan bahwa kegiatan hari itu merupakan inisiatif 7 BPD yang tergabung dalam T24 FDS-PAC, dimana tujuannya agar BPD yang masih tertinggal bisa disetarakan, dan BPD yang sudah baik menjadi lebih baik.

“Bagaiman nantinya masyarakat terlayanai secara murah, cepat dan efisien. Kalau platform kami sudah bergerak cepat. Kami sudah sangat maju, dan akan terus mengembangkan fitur terbaru,” ujarnya.
Sementara itu, Sutjahyo Budiman, Direktur Utama FDS, mengatakan program standarisasi itu bertujuan agar semua BPD memiliki platform yang sama dalam melakukan digitalisasi, sehingga bisa menambah kapabilitas BPD dan BPD bisa masuk kemasayrakat bawah atau istilahnya buttom of pyramid.

“Karena kalau masyarakat tengah kota dan pinggir kota itu sudah biasa, tapi sesuai arahan OJK adalah bisa merambah masyarakat paling bawah. Kita ingin ada infrastruktur yang lengkap yang dimiliki BPD, sehingga BPD ini bisa saling bertukar pengalaman dan pikiran,” ujar Sutjahyo Budiman, Jumat (18/11/2022).

Terkait keikutsertaan Bank asal Filipna, Sutjahyo Budiman mengatakan bahwa bank tersebut kebetulan tengah berada di Indonesia, dan juga melakukan kunjungan ke kantor FDS, yang ditunjuk sebagai vendor oleh Card SME Bank.

“Kita pun ada join session dan kebetulan pas. Karena Card SME Bank ini berfokus kepada ultra mikro, dengan pinjaman Rp 1,5 juta hingga 3 juta. Kalau BPD punya misi seperti Card SME Bank untuk memajukan Provinsi masing-masing, ini bisa dicontoh,” ujarnya.

Pihaknya melihat BPD masih sulit untuk menjangkau itu. Apalagi Card SME Bank merupakan bank pinjaman mikro kedua terbesar didunia, untuk pertama ditempati bank dari Bangladesh.

“Kita desain supaya ada pertemuan lanjutan, jadi tidak sampai disini saja. Bagaimana BPD dapat mengoperasikan penyaluran dan melayani masyarakat mikro, yang tentunya berbeda dengan pelayanan nasabah biasa,” jelasnya.
Selanjutnya, Direktur Utama PAC, Ryan Sumardiharja mengatakan tujuan dari User Group Discussion itu, ialah untuk saling berdiskusi dan mencapai suatu standarisasi digital sesuai kebutuhan masing-masing Bank.
“Kami berharap pertemuan bisa mencapai standarisasi dan kesekapatan, terutama apa yang akan dijalani BPD” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama terdapat beberapa pembahasan yang diisi oleh partner-partner Pactindo dan FDS yang tergabung di dalam BPD Ecosystem untuk berbagi tentang upaya mereka dalam meningkatkan sinergitas layanan digital BPD.
Agenda ini meliputi pembahasan KKPD yang disampaikan oleh Ida Bagus Gede Setia Yasa selaku Direktur Operasional BPD Bali, Alternative Data Scoring oleh Djoni Tan selaku Business Development Director Tongdun, Sharing Biller oleh Arbert Nofem Cornelis selaku Business Development Head Indomaret, Business Update Siplah oleh Jansen selaku Sekjen Marketplace SIPLah, Business Update PAC & FDS oleh Beby selaku Business Development FDS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *