Ogan Komering Ilir – Di tengah hiruk-pikuk politik Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, sosok H.M. Dja’far Shodiq atau yang akrab disapa Shodiq, mencuri perhatian. Bukan karena latar belakang keluarga elite atau harta berlimpah, melainkan karena kesederhanaan dan kedekatannya dengan rakyat.
Shodiq bukanlah anak pejabat atau pengusaha kaya. Ia lahir dan besar di tengah keluarga petani yang sederhana. Namun, keterbatasan ekonomi tak menghalanginya untuk bermimpi besar. Sejak kecil, Shodiq aktif dalam berbagai kegiatan kepemudaan di desanya. Ia percaya bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, siapa pun bisa meraih kesuksesan.
Perjalanan karier Shodiq dimulai dari bawah. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Desa Makarti Mulya selama tiga tahun (2009-2015). Selama menjabat, ia berhasil membawa perubahan positif bagi desanya. Keberhasilan ini membuatnya dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi anggota DPRD OKI periode 2013-2019.
Pada periode kedua kepemimpinan H. Iskandar, SE sebagai Bupati OKI (2018-2024), Shodiq terpilih menjadi Wakil Bupati. Namun, posisinya sebagai wakil bupati tidak memberinya banyak ruang untuk mewujudkan visi dan misinya.
Kesempatan emas datang ketika H. Iskandar mengundurkan diri pada Oktober 2023 untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI. Shodiq pun ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati OKI. Meski singkat, selama 1,5 bulan menjabat sebagai Bupati Definitif (Desember 2023 – Januari 2024), Shodiq berhasil menunjukkan kepemimpinan yang merakyat dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Salah satu hal yang paling menonjol dari sosok Shodiq adalah kesederhanaannya. Ia tak pernah membatasi diri dari masyarakat. Pintu rumah dinas dan rumahnya selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin bertemu, baik untuk sekadar mengobrol santai, menyampaikan aspirasi, bahkan meminta bantuan.
Abu Bakar Sabuk, tokoh masyarakat Kayuagung, mengenang pengalamannya diundang ke rumah dinas bupati untuk menghadiri pengajian dan dzikir bersama. “Saat itu kami diundang untuk menghadiri pengajian dan dzikir bersama di Rumah Dinas Bupati, kesederhanaan dan caranya memperlakukan tamu sangat luar biasa, tanpa membedakan bahwa ia adalah Bupati. Hal itulah yang sangat berkesan di hati kami saat itu,” ujarnya.
Putra Januar, seorang pelatih pramuka dan pengurus Kwartir Cabang (Kwarcab) OKI, juga memiliki kesan mendalam terhadap Shodiq. Ia menceritakan pengalamannya saat mobilnya mogok di tengah jalan. Tanpa diduga, Shodiq yang kebetulan melintas langsung berhenti dan menawarkan bantuan. “Melihat kami yang mogok di jalan, mobil pak Shodiq seketika berhenti dan mendatangi kami, beliau langsung turun dan menanyakan kenapa dengan mobil kami dan menawarkan untuk diantar salah satu mobil dinas iring-iringan beliau. Sontak kami kaget dan menerima tawarannya. Sejak saat itu kami yakin bahwa jiwa sosial beliau luar biasa,” ungkap Putra.
Kesederhanaan, jiwa sosial yang tinggi, dan kepedulian terhadap masyarakat kecil membuat Shodiq menjadi sosok yang sangat dicintai rakyat OKI. Tak heran jika banyak yang berharap ia akan kembali memimpin OKI pada periode 2024-2029.
Rudi Hartono, seorang petani dari Desa Ulak Kemang, mengaku sangat terkesan dengan sikap Shodiq yang mau mendengarkan keluhan dan aspirasi petani secara langsung. “Dengan memberanikan diri kami mendatangi rumah dinas Wakil Bupati saat itu. Tanpa kecewa dan tidak diduga kami disambut hangat oleh beliau sembari bertanya dari mana dan ada keperluan apa. Beliau mempersilahkan kami untuk masuk kerumah dinas dan langsung disuguhi minuman dan diajak ngobrol santai olehnya. Hal itu membuat saya pribadi sangat dihargai sebagai seorang masyarakat bawah saat itu,” kenangnya.
H.M. Dja’far Shodiq adalah sosok pemimpin yang lahir dari rakyat dan untuk rakyat. Kesederhanaan, jiwa sosial yang tinggi, dan kepeduliannya terhadap masyarakat kecil menjadikannya figur yang sangat dicintai dan dirindukan oleh masyarakat OKI. Akankah ia kembali memimpin OKI pada periode mendatang? Hanya waktu yang akan menjawabnya. ()