Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto mengenang diri sebagai seorang Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifudin Jambi pada 2003 – 2004. Edi Purwanto menceritakan bagaimana dirinya memimpin beberapa demonstrasi selama menjadi Presiden BEM UIN saat itu.
Hal ini disampaikan oleh Edi Purwanto sebagai pembicara dalam kegiatan Rakorwil Dema PTKIN se Indonesia Wilayah Sumatera ke 1 yang dilaksanakan di Gedung Amphiteater Wings B, Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifudin Jambi, Kamis (25/1).
Hadir dalam kesempatan ini staff ahli bidang kemasyarakatan dan sumber daya manusia, Tema Wisman, Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan, Nazori, Ketua Koordinator Pusat Dema PTKIN se Indonesia wilayah Sumatera, Syahrus Sobirin dan sejumlah pengurus Dema UIN STS Jambi.
Edi Purwanto menyebut bahwa mahasiswa harus kritis dan memiliki analisis sebagai bagian dari kontrol sosial dan agen perubahan. Secara kelembagaan pemerintah memang sudah ada kontrolnya seperti halnya ada inspektorat, namun mahasiswa juga ikut andil dalam kontrol sosial dari pemerintah.
“Namun memang kontrolnya macam-macam, ada yang turun ke jalan, diplomasi, diskusi, audiensi ini yang dilakukan. Mahasiswa ini agen of change dan sebagai kontrol sosial dalam kebijakan pemerintah,”ujarnya.
“Kami menerima selama ini di DPRD sangat terbuka menerima sejumlah masukan dan selama ini alhamdulillah kita selalu berdiskusi dengan mahasiswa yang akhirnya banyak dari hasil diskusi itu jadi kebijakan politik daerah,”tambahnya.
Lebih lanjut disampaikan oleh Edi Purwanto bahwa diharapkan mahasiswa tidak terjebak pada budaya negatif akibat perkembangan zaman. Ada tiga ancaman generasi muda kedepan yaitu ideologi transnasional, internet, informasi tanpa batas dan hoaks.
“Maka saya berpesan agar mahasiswa tetap pada idealisnya dan terus berfikir kritis, untuk terus mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah dengan cara yang baik,”pungkasnya.