Selayang.id, Merangin — Guna meningkatkan literasi anak bangsa dan menumbuhkan minat baca warga Kabupaten Merangin, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarsipus) Merangin lakukan pendekatan dengan warga Suku Anak Dalam (SAD) dan anak jalanan atau anak punk.
Kepala Disarsipus Merangin, Ferdi Ansori mengatakan pembinaan yang dilakukan untuk mengembangkan bakat dan minat sehingga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian.
“Bagaiamana buku konvensional bisa bermanfaat ditengah kemajuan teknologi,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya juga bekerjasama dengan stakeholder, seperti Kejaksaan Negeri Merangin, Polres Merangin, Dinsos, Desa, Kampus dan Sekolah hingga Pesantren.
Menurut Ferdi, sasaran tersebut untuk menjangkau warga yang selama ini belum tersentuh dengan buku dan tentu menyasar masyarakat minoritas.
“Melalui program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial kita melakukan pembinaan kepada Suku Anak Dalam (SAD),” ujarnya.
Inklusi sosial itu untuk pemanfaatan buku, bukan hanya untuk membaca saja, tetapi untuk menerapkanya dalam kehidupan. Sehingga perpustakaan tidak lagi disebut gudang buku.
Kedepannya dikatakan Ferdi bukan hanya warga SAD saja, melainkan juga menyasar anak jalanan seperti anak punk.
“Kedepannya terkait Inklusi sosial itu juga kita targetkan anak jalanan, seperti anak punk dalam pengembangan bakat mereka,” katanya.
Dia mengharapkan, melalui perpustakaan dapat mengubah kehidupan masyarakat, baik perubahan sikap, ekonomi ke arah yang lebih baik.
Ferdi mengakui, dampak pandemi Covid-19 yang mewabah ke Kabupaten Merangin mengakibatkan jumlah kunjungan ke perpustakaan turun drastis. Saat ini yang mengunjungi perpustakaan dari kalangan akademisi atau perguruan tinggi.
LaluSelain itu, Disarsipus juga akan membina usaha bidang kerajinan tangan, UMKM dan usaha rumahan. Namun yang menjadi kendala yakni terbatasnya anggaran, terlebih adanya refocusing untuk penananganan Covid-19. (sup)