Dikatakan Wagub, nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita, tidaklah terhitung banyaknya. Bahkan kalau kita mencoba melakukan hitungan itu, tidak akan kita mampu karena banyaknya. “Nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita, tidaklah terhitung banyaknya. Dan jika kamu mencoba menghitung nikmat Allah, pastilah tidak akan mampu melakukannya,” demikian firman-Nya dalam Alquran.” Kata Wagub

Dijelaskan Wagub, syukur itu tersusun dari tiga hal, yaitu ilmu, hal keadaan, dan amal perbuatan. Ilmunya ialah dengan menyadari bahwa kenikmatan yang diterimanya itu semata-mata dari Allah SWT.” Keadaannya adalah menyatakan kegembiraan karena memperoleh kenikmatan. Amalnya adalah menunaikan sesuatu yang sudah pasti menjadi tujuan serta yang dicintai oleh Allah SWT yang memberi kenikmatan itu untuk dilaksanakan. Syukur dalam bentuk amal berkaitan dengan amalan hati, anggota badan, dan lisan. Kaitannya dengan hati adalah sengaja berbuat kebajikan dan merahasiakanya kepada seluruh makhluk. Hubungannya dengan lisan adalah mengucapkan pujian, hamdalah, yakni mengucapkan alhamdulillah segala puji bagi Allah.” Kaitannya dengan anggota badan adalah mempergunaan kenikmatan itu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT, tidak mempergunakannya untuk berbuat maksiat. Dengan demikian, nikmat harta disyukuri dengan menggunakan harta itu untuk kebaikan semata, sesuai dengan perintah Allah SWT, yakni untuk nafkah diri, keluarga, kerabat, dan kaum dhuafa dengan tetap mengeluarkan zakat, infak, dan sedekahnya. Termasuk syukur terhadap nikmat harta adalah mempersembahkan harta itu untuk di jalan Allah atau menegakkan syi’ar Islam.”jelasnya (Nan)

Baca juga :  Wabup Tanjab Barat Ajak Siswa untuk Berbuat Baik, Rajin Belajar serta Hormati Guru