Bahkan menurutnya, berdasarkan informasi yang didapat, ada nama-nama yang lulus sebagai guru tersebut yang tidak diketahui sejak kapan mereka menjadi honorer. Tentu perlu dipertanyakan apakah memang honorer atau pernah honorer.

Kondisi tersebut tentu menimbulkan perspektif lain, diduga terjadi permainan dalam penempatan PPPK paruh waktu ini.

Soal penempatan yang janggal juga mendapat sorotan dari anggota DPRD Merangin, As’ari El Wakas (Apuk). Saat hearing dengan para honorer kemarin. Bahwa berdasarkan informasi yang diterimanya, ada peserta yang ditempat berbeda dari sekolah dimana mereka mengajar sebelumnya.

Yang mana jaraknya cukup jauh, saat ini yang bersangkutan mengajar di wilayah Tabir Barat, tapi penempatan PPPK paruh waktu nya di wilayah Nalo Tantan.

Politisi Demokrat itu meminta Panselda mengembalikan yang bersangkutan ke sekolah dimana mereka bertugas saat ini.

Sementara sumber lainnya juga menyampaikan soal kejanggalan penempatan. bahwa ada peserta yang saat ini sebagai honorer di salah satu instansi di sekitar Bangko, tapi penempatan di wilayah Jangkat.

Kemudian, informasi dari honorer Nakes, penempatan mereka juga bermasalah, karena ada yang tertukar posisi pada PPPK paruh waktu, dari Bidan menjadi Perawat dan sebaliknya.

Baca juga :  Wabup Khafidh Buka Festival Memantai Adat di Dusun Baru Kecamatan Tabir Merangin

Dengan kondisi ini mereka berharap, permasalahan penempatan tersebut segera diselesaikan oleh Panselda sebelum keputusan akhir PPPK paruh waktu.

Untuk diketahui, bahwa pada awal tahun 2024 lalu hasil PPPK mendapat sorotan masyarakat, kabarnya sampai diproses oleh penegak hukum karena terdapat beberapa kejanggalan pengangkatan PPPK tersebut. (Supmedi)