Penurunan ini merupakan mengikuti penurunan panjang pada Q2 2020 yang turun sebesar 24% year-on-year.

Dalam periode tersebut, sektor manufaktur dikabarkan tumbuh sementara sektor jasa mengalami penurunan dua digit berturut-turut. Sementara itu konsumsi pemerintah menurun tajam. Menurut ekonom senior India di Capital Economics, Shilan Shah. hal ini disebabkan karena “respons fiskal yang tidak memadai terhadap krisis.”

India menjadi negara kedua tertinggi dalam jumlah kasus pandemi Covid-19 dengan lebih dari 9 juta kasus. Maka itu pemerintah Dehli masih siaga dalam hal penerapan PSBB di wilayahnya.

Meski banyak kabar baik yang menyelimuti mengenai efektivitas vaksin yang ditemukan oleh beberapa perusahaan, namun nampaknya perekonomian negeri Taj Mahal masih dalam periode yang kurang baik.(Red)

Baca juga :  MK terima 40 Permohonan perselisihan hasil Pilkada, Termasuk Jambi ???????