Jadi lanjut bupati, dalam seminggu itu ada satu kali dilakukan proses belajar mengajar adat istiadat, kehingga adat budaya Melayu yang dijalankan dapat terus dilestarikan sampai ke generasi berikutnya.
Tidak hanya itu, intinya bupati ingin program lembaga adat Melayu Kabupaten Merangin, sejalan dengan program Pemerintah Daerah, sejalan dengan program pendidikan. Bupati tidak membedakan adat antar suku.
“Saya sebagai bupati akan berkomitmen melestarikan adat dan menghormati adat. Nanti meskipun warga Merangin asal Jawa dalam melakukan pesta perkawinan menggunakan adat Jawa, tapi di acara pembuka tetap memakai petitah-petitih seloko budaya Melayu,” harap Bupati.
Untuk itu jelas bupati perlu dibuat peraturan adat. Diakui bupati, selama lima bulan menjabat bupati, banyak masalah-masalah yang behubungan soal adat terjadi, termasuk masalah yang menimpa kades sendiri, sebagai ketua lembaga adat desa. (Supmedi)

Leave a Reply