80 tahun sudah bangsa Indonesia berdiri sebagai bangsa merdeka. Proklamasi 17 Agustus 1945 bukan hanya sebuah deklarasi politik, melainkan juga simbol perjuangan, pengorbanan, dan doa yang dikumandangkan oleh para pendiri bangsa. Usia delapan dekade ini mengajarkan kepada kita bahwa kemerdekaan bukan hanya untuk dirayakan, tetapi untuk direnungkan.
Dalam renungan panjang itu, kita diajak untuk bertanya pada diri sendiri : sudahkah kita benar-benar mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang bermanfaat…? Sudahkah kita menjaga tubuh agar tetap sehat, menata jiwa agar tetap tenang, dan mendekatkan hati agar selalu selaras dengan Sang Pencipta..? Kemerdekaan tidak lagi menuntut kita untuk mengangkat senjata, tetapi menuntut kita untuk menyayangi diri sendiri sebagai modal berharga dalam membangun bangsa.
Menyayangi diri sendiri adalah fondasi untuk menjaga keberlangsungan hidup. Ia bukan soal keegoisan, melainkan wujud syukur atas nikmat Tuhan. Dengan menyayangi diri, kita menjaga kesehatan agar mampu berkarya, menjaga jiwa agar tidak rapuh, serta menjaga iman agar bangsa tetap kokoh.
HIDUP SEHAT;
Sehat adalah kunci utama untuk mengisi kemerdekaan. Tanpa kesehatan, semua rencana pembangunan dan cita-cita pribadi akan terhenti. Para pejuang dahulu berkorban dengan tubuh yang sehat dan jiwa yang kuat. Kini, kita bisa melanjutkan perjuangan mereka dengan pola hidup sehat yang sederhana.
Mengonsumsi makanan bergizi, memperbanyak buah dan sayuran, serta menjaga kebersihan lingkungan adalah cara sederhana untuk menjaga tubuh. Tidak hanya untuk diri sendiri, pola hidup sehat juga akan berdampak pada keluarga dan masyarakat.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial. Artinya, sehat bukan hanya tubuh bebas penyakit, tetapi juga pikiran yang tenang dan hubungan sosial yang harmonis. Menyayangi diri berarti mempersiapkan masa depan dengan tubuh bugar, pikiran jernih, dan kehidupan sosial yang penuh kasih.
Pemerintah Provinsi Jambi menaruh perhatian besar pada pola hidup sehat masyarakat. Melalui fasilitas kesehatan, posyandu, hingga kampanye pola hidup bersih, pemerintah hadir untuk memastikan masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk sehat. Semua itu adalah bentuk kasih sayang negara kepada warganya, agar mereka bisa menyayangi dirinya sendiri.
OLAHRAGA :
Olahraga adalah gerakan kecil dengan manfaat besar. Para pejuang dahulu berlari menembus hutan, mendaki gunung, dan menghadapi musuh dengan tubuh yang bugar. Kini, semangat itu bisa kita warisi dengan membiasakan diri berolahraga.
Tidak perlu mahal, tidak perlu berat. Cukup berjalan pagi, bersepeda, atau melakukan senam ringan, tubuh kita akan menjadi lebih kuat. Konsistensi adalah kunci utama. Aristoteles pernah mengatakan bahwa tubuh yang sehat adalah wadah bagi jiwa yang kuat. Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya aktivitas fisik dengan menganjurkan memanah, berenang, dan berkuda.
Selain menjaga kesehatan, olahraga membangun kebersamaan. Saat warga berkumpul di lapangan untuk senam bersama, anak-anak bermain bola, atau orang tua berjalan sore, di sanalah lahir persaudaraan. Persaudaraan inilah yang memperkokoh bangsa.
Pemerintah Provinsi Jambi mendorong kegiatan olahraga masyarakat melalui perbaikan sarana olahraga, ruang terbuka hijau, serta kegiatan massal yang memadukan kesehatan dengan kebersamaan. Semua itu adalah bentuk implementasi menyayangi diri dalam bingkai pembangunan daerah.
Namun, menyayangi diri tidak hanya berhenti pada tubuh. Jiwa juga butuh perhatian. Jiwa yang rapuh akan membuat tubuh kehilangan semangat. Karena itu, mendekatkan diri kepada Tuhan adalah bagian dari menyayangi diri sendiri.
Doa, dzikir, dan ibadah adalah terapi jiwa yang menenangkan. Dalam sujud, kita melepaskan beban. Dalam doa, kita mendapatkan harapan. Dalam dzikir, kita memperoleh ketenangan. Inilah yang sering terlupakan: tubuh sehat tanpa jiwa yang dekat dengan Tuhan hanyalah kesia-siaan.

Leave a Reply